Rabu, 30 Maret 2011

elegi


untuk kedua adikku

yang mendahuluiku: novi dan vicky


jalan itu menyengatku, tuhan,

melepuh batinku.


anak-anak menyayat ufuk barat.


bola hitam pejal menghampiriku.


waktu menggusur

jajaran hutan

di kejahuan,


iring-iringan domba

bersuara

menuju utara.


setelah kecemasan

menyesak,

sebutir kenangan lepas.


tuhan, tapak kakiku

tak terasa menjejak,


kulit langit terkelupas

menyentuh pipiku yang lengas.


di sini aku dipaku,


segera panas bumi

meresap ke tengkukku.


aku masih ingin berkata, tuhan,

tapi lumut terlalu cepat mongering

di lidah waktu,


burung penghisap madu

lahap menyesap sumsumku,


di atas pembaringan

mimpi layu,


dan benih kenangan berkecambah.


kukenakan sayapku kembali

mengejar malaikat yang hilang.


pesan telah terpahat


tuhan, adakah seseorang

menunggu keberangkatanku?


ibuku menggunting kafan

ayahku membikin liang


pucuk-pucuk pinus

meraba pinggang senja


sekuntum melati hitam

jatuh di muka kolam


tuhan, kenapa malam.


2008

Tidak ada komentar: