untuk kedua adikku
yang mendahuluiku: novi dan vicky
jalan itu menyengatku, tuhan,
melepuh batinku.
anak-anak menyayat ufuk barat.
bola hitam pejal menghampiriku.
waktu menggusur
jajaran hutan
di kejahuan,
iring-iringan domba
bersuara
menuju utara.
setelah kecemasan
menyesak,
sebutir kenangan lepas.
tuhan, tapak kakiku
tak terasa menjejak,
kulit langit terkelupas
menyentuh pipiku yang lengas.
di sini aku dipaku,
segera panas bumi
meresap ke tengkukku.
aku masih ingin berkata, tuhan,
tapi lumut terlalu cepat mongering
di lidah waktu,
burung penghisap madu
lahap menyesap sumsumku,
di atas pembaringan
mimpi layu,
dan benih kenangan berkecambah.
kukenakan sayapku kembali
mengejar malaikat yang hilang.
pesan telah terpahat
tuhan, adakah seseorang
menunggu keberangkatanku?
ibuku menggunting kafan
ayahku membikin liang
pucuk-pucuk pinus
meraba pinggang senja
sekuntum melati hitam
jatuh di muka kolam
tuhan, kenapa malam.
2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar